Pasar sapi keppo pamekasan madura

ASLIH MADUREH – Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengembangkan budidaya ternak sapi asli Madura di Desa Sana Daya, Kecamatan Pasean.
Bupati Pamekasan Achmad Syafii menjelaskan pengembangan ternak sapi ini sebagai salah satu program pendukung pemerintah pusat yang hendak menjadi Provinsi Jawa Timur sebagai sentra produksi daging.

"Gubernur Jatim telah menetapkan Madura sebagai pulau yang akan menjadi sentra produksi daging sapi," kata Achmad Syafii, Selasa (29/4/2014).

Oleh karenanya, kata dia, Pemkab Pamekasan perlu membuat sentra peternakan sapi, baik sapi pedaging ataupun sapi piaraan sebagai upaya untuk terus meningkatkan populasi sapi di Kabupaten Pamekasan.

Syafii mengatakan, di Pamekasan ada dua jenis sapi yang digemari masyarakat, yakni sapi Madrasin, atau sapi hasil persilangan antara sapi Madura dengan sapi Limosin asal Australia, serta sapi asli Madura.

"Di Desa Sana Daya, Kecamatan Pasean itu warganya semuanya gemar memelihara sapi Madura asli," terang bupati.

Kegemaran memelihari sapi asli Madura itu, karena bagi warga sapi di sana tidak hanya sebatas dipelihara, tetapi juga bernilai seni dengan adanya kegiatan kontes kecantikan sapi atau yang dikenal dengan sebutan "sapi sonok".

Bahkan nilai jual sapi sonok jauh lebih mahal dibanding dengan nilai jual sapi pedaging atau sapi Madrasin, hingga mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

"Makanya, kegemaran mereka itu terus kami dorong, dengan menjadikan desa itu sebagai sentra produksi sapi Madura," terang Achmad Syafii.

Menurut bupati, pemkab juga berencana mengalokasikan anggaran khusus untuk membantu warga mengembangkan populasi sapi, baik Sapi Madura asli, maupun Sapi Madrasin.

Anggaran yang akan disediakan pemkab itu nantinya akan dialokasikan untuk membantu pengobatan ternak sapi, serta dalam rangka mendukung program Saka (satu tahun satu kelahiran) yang telah dicanangkan Pemkab Pamekasan sejak beberapa tahun lalu.