ASLIH MADUREH - Wana Wisata Bukit Geger dengan kandungan situs purbakalanya, memang memiliki arti dan makna cukup kompleks dan multi demensional bagi Kabupaten Bangkalan, serta Pulau Madura umumnya. Dari sisi sektor kepariwisataan daerah, misalnya, kawasan bukit berjarak sekitar 38 km ke arah tenggara dari pusat pemerintahan Kota Bangkalan itu, sarat akan eksotika alam yang menggelitik. Diantaranya, Bukit Geger memiliki hamparan hutan produktif seluas 48 ha, dengan variasi tanaman pohon kornis, akasia, mahoni, lamtoro gung, jati, serta sebagian kecil sengon laut. Bagusnya, kepadatan pohon di puncak bukit, tertata begitru rapi, sehingga menawarkan keeolakan hutan yang lumayan artistik.

Bagusnya, di seantero hutan, juga diwarnai oleh aneka ragam spesies binatang, bahkan sebagian tergolong spesies langka dan patut dilindungi. Diantaranya, di kawasan hutan terdapat ribuan kera berkulit abu-abu dengan ekor panjang. Gerombolan Kera selalu berjubel di pintu masuk puncak bukit, setiap kali ada rombongan pelancong datang berkunjung. Mereka dengan ceoloteh yang hiruk pikuk, selalu saling berebut butiran jagung atau kacang yang kadang dilemparkan oleh pengunjung disepanjang kanan-kiri jalan menuju situs Goa Petapan, Goa Potre di sisi Selatan bukit , serta dan situs makam keramat di sisi Utara bukit. Tingkah polah monyet itu agak mirip dengan prilaku ribuan kera di kawasan wisata Sangeh Bali, atau komunitas kera di Hutan Nepa, Banyuates, Kabupaten Sampang.

Selain kera, ada pula beberapa spesies binatang langka yang patut dilindungi. Diantaranya, disela dedaunan pohon atau semak belukar, sering dijumpai ular pecut (warna hijau panjang), ular viper hijau, ular bandotan puspa (ular tanah warna hitam), ular python, serta aneka ragam binatang berbisa semacam kala jengking, ketonggeng atau lipan. Di puncak pepohonan, juga sering dijumpai beberapa burung hantu, gagak, elang laut, rajawali laut, serta aneka ragam spesies burung lainnya.”Pengunjung, juga sering melihat binatang landak dan musang berbulu coklat,” kata Asnawi  juru kunci Bukit Geger.

Keunggulan eksotika wana wisata Bukit Geger tidak hanya ditawarkan oleh keberagaman flora dan faunanya. Kawasan bukit keramat ini juga kaya situs peninggalan purbakala. Semuanya berkait erat dengan asal-muasal nenek moyang Rakyat Madura. Diantaranya, di seputar bukit, ada situs Pelanggiran. Konon, menurut beberapa sumber sejarah dan legenda Rakyat Madura, di areal situs Pelanggiran inilah, pada kisaran abad ke 8 silam, orang pertama di Pulau Madura mendarat di Bukit Geger menggunakan gethek (rakit dari bambu-Red). Mereka adalah Patih Pranggulang dan Dewi Sekar Tanjung, putri dari Raja Giling Wesi di kaki Gunung Semeru, yang dibuang lantaran hamil secara gaib di luar nikah. Dari rahim Dewi Sekar Tanjung yang kemudian lahir seorang putri yang populer dengan sebutan Potre Koneng . Dari silsilah Potre Koneng inilah yang kemudian lahir putra   asli Madura pertama, yang bernama Raden Segara.

Berikutnya, di pucak bukit sisi barat, juga bercokol dua goa keramat, masing-masing Goa Petapan dan Goa Potre, yang diyakini sebagai tempat pertapaan Patih Pranggulang dan Dewi Sekar Tanjung. Kedua goa ini, pada kisaran abad ke 13, juga pernah digunakan sebagai tempat perapaan Adipoday dan Putri Kuning, ayah bunda dari tokoh legendaris Madura dari Kraton Sumenep, yakni Kudho Panule alias Jokotole yang bergelar panembahan Secodiningrat III. Konon, ketika Jokotole akan berangkat ke medan perang melawan Dampo Awang (Sampo Tualang) dari Mongol China, Jokotole sempat sowan ke Goa Petapan dan Goa Potre untuk mohon restu kepada ayah-bundanya. Di goa itu, Jokotole kemudian dibekali senjata pusaka berupa cemeti (pecut-Red) oleh Adipoday ayahnya.

Goa Kembar Goa Petapan dan Goa Potre

Hutan Geger, Akses Jalan Ke Goa

Tangga Menuju Bukit Geger

Di depan kedua goa, ada pula situs makam yang diyakini sebagai kuburan dari Dewi Sekar Tanjung alias Potre Koneng. Berikutnya, di bibir jurang sisi barat, atau berjarak sekitar 10 meter di depan goa, juga ada situs Palenggian, yakni onggokan batu alam berbentuk kursi panjang. Konon, situs ini sering digunakan oleh Dewi Sekar Tanjung untuk duduk kongkow-kongkow sambil menatap keelokan panorama laut yang dahulu mengitari bukit.

Dewi Sekar Tanjung alias Potre Koneng


Selain itu, di bibir tebing sisi Selatan, ada pula Goa Pelanangan dan Goa Pancong Pote. Goa Pelanganan ini memiliki keunikan tersendiri, lantaran dari atap goa tersembul sebuah stalaktit panjang, yang nbetuknya mirip dengan kelamin pria yang dikenal dengan nama Goa Pelanangan (kelamin prioa-Red). Di kalangan penduduk sekitar, ada kepercayaan bahwa lelaki manapun yang meminum tetesan air dari stalaktik untik berbentuk kelamin pria itu, akan memiliki kualitas “kejantanan” yang oke. penduduk setempat percaya khasiatnya diyakini mirip-mirip obat kuat untuk kaum pria.

Dari bibir jurang di depan Goa Petapan, Goa Potre dan Situs Palenggian itulah, para pelancong bisa menikmati keelokan panorama alam yang amat eksotis, lantaran di dasar bukit, terdapat hamparan hutan rakyat seluas 1.300 ha lebih yang mengitari semua desa di Kecamatan Geger. Sementara di tengah kawasan hutan, juga teredapat sejumlah situ makam dan mesjid keramat. Di sini, pelancong bisa menikmati padat dan rimbunnya kawasan hutan, seraya menikmati ulah ratusan kera yang bergelantungan dan melakukan lompatan-lompatan unik dari pohon ke pohon.

Kawasan wana wisata Bukit Geger sebagai salah satu obyek wisata andalan di Kabupaten Bangkalan. Bahkan, Wana Wisata dan deretan Situs Purbakala di kawasan Bukit Geger, kini tengah dipromisikan ikut lomba Anugerah Wisata 2012 yang dihelat oleh Kanwil Dinas Pariwisata Jawa Timur. . Doakan ya, mudah-mudahan Bukit geger bisa meraih anugerah wisata tahun ini.